Minggu, 16 April 2017

KONSEP/NASKAH TARI MAPPATAMMA’
A. TEMA
Tema tarian ini adalah “ Tari Kreasi Tradisional Nuansa Islami “

B. JUDUL
Tarian ini kami beri judul “ TARI MAPPATAMMA”.

C. PELAKU
Kepala MAN Mamuju : Dra.Wahdia
Prodiksi                                             : Sanggar Kresni Al Nahdlah Kab.Mamuju
Pimpinan                        : Hj.Andi Kurnia Muin
Penata Tari                   : Hj.Andi Kurnia Muin
Penata Musik               : Hj.Andi Kurnia Muin
Pemusik                          :Teguh Darmawan
                                        Muhammad Qadri
                                               Nursalam
Penata Busana            : Hj.Andi Kurnia Muin
Penari                           : Muhammad Arbain,  
                                        Muhammad Wandi,  
                                        Nukman,  
                                        Mansur,
                                        Khaeruddin

D.  GAGASAN DASAR PENCIPTA
       Mappatamma adalah salah satu budaya Mandar yang dilakukan ketika seorang anak telah selesai membaca Al Qur’an sebanyak 30 jus atau khatam Al Qur’an.
Dalam konteks masyarakat Mandar,  mappatamma` memiliki makna budaya yang tinggi, karena selain upacara adat kerajaan/bagi bangsawan,  tidak ada satupun acara yang mendapat penghargaan menungggang kuda patuddu` selain mappatamma`.

       Disisi lain, hal ini juga merupakan apresiasi tinggi terhadap perjuangan anak mereka dalam mengaji Al-Quran. Mulai dari ma`lefu (mengeja/membaca huruf hijaiyah dalam bentuk kata-kata pendek), membaca Qoroan keccu` (Al-Quran kecil/ juz amma) sampai membaca Qoroan kayyang (Al-Quran besar 30 juz).

      Dalam rangkaian kegiatan ini, ada beberapa hal yang merupakan rangkaian ritualnya yaitu ritual mappaccing kemudian mandarras dan diakhiri dengan massayyang. Ritual-ritual itu bukan bukan hanya sekedar ritual tetapi ada makna simbolis  dan hikmah yang tertuang di dalammya.
1. Mappaccing
Mappaccing menurut bahasa mandar artinya bersih.
Pada kebudayaan Mandar , mappacci/mappaccing merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membersihkan segala sesuatu. Mappaccing lebih dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu syarat yang wajib dilakukan oleh mempelai perempuan, terkadang sehari, sebelum pesta walimah pernikahan. Sama halnya dengan anak yang akan dikhatam, mappaccing ini pun menjadi syarat wajib sebelum melakukan prosesi khatam yang dilakukan sehari sebelum khatam atau sesaat sebelum khatam. Biasanya, acara mappaccing dihadiri oleh segenap keluarga untuk meramaikan prosesi yang sudah menjadi turun temurun ini. Dalam prosesi mappaccing, terlebih dahulu pihak keluarga melengkapi segala peralatan yang harus dipenuhi, seperti; Pacci (biasanya berasal dari tanah arab, namun ada pula yang berasal dari dalam negeri), daun kelapa, daun pisang, bantal, sarung sutera, lilin, dll. Tujuan dari mappacci adalah untuk membersihkan jiwa dan raga seorang anak agar hidupnya senantiasa bersih dan suci agar isi dari Al qur’an mudah untuk diimplementasikan dalam kehidupannya.
2. Mattamma/mandarras baca
Prosesi mappatamma` dimulai pagi hari di Masjid, didahului dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan massikir (barzanji), meskipun biasanya acara ini juga dilakukan oleh sang pemilik hajat dirumahnya masing-masing pada malam harinya. Setelah itu dilakukan marratasi baca (mempertemukan bacaan) antara totamma` dengan sang guru ngaji. Setelah mengaji anak tersebut melakukan sungkem atau bersalaman kepada guru mengajinya  sebagai bentuk penghormatan mereka kepada sang guru (annang guru)

3. Massayyang Pattu’du
Sayyang pattu’du artinya kuda menari. Ritual ini dilakukan setelah ritual mattamma/mandarras baca.
Totamma` berkumpul dan duduk di atas tunggangan kudanya masing-masing, namun sebelum duduk dikuda, totamma harus berdiri tegak dulu diatas. Kemudian diarak keliling kampung biasanya rute arak-arakan tersebut dimulai dari masjid kemudian dilanjutkan dengan mengelili kampung. Dalam situasi seperti ini kuda patuddu tidak henti-hentinya mempertontonkan kebolehannya dalam menari, irama rebana saling bersahutan, tak jarang pemain rebana pun shalawatan. Belum lagi, pakalinda`da` (orang yang melantunkan pantun Mandar) menunjukkan kebolehannya merangkai kata dan bahasa yang berisi pesan-pesan agama, atau bahkan kalinda`da` jenaka yang semakin menghidupkan suasana.


E. SINOPSIS , DURASI DAN POLA LANTAI
SINOPSIS
           Tari ‘Mappatamma’ merupakan tari kreasi baru yang diangkat dari tari tradisi yang berkembang di Sulawesi Barat.  Tarian ini menggambarkan tradisi budaya Mandar disaat anak telah selesai membaca 30 jus Al qur’an yang biasa disebut mappatamma. Anak yang khatam qur’an akan melalui bebrapa ritual, diantaranya adalah Mappaccing, mandarras kemudian diakhiri dengan Massayyang pattu’du atau kuda penari.             
Hal ini melambangkan kekuatan jiwa religious masyarakat sulbar yang sangat menjunjung tinggi budaya keagamaan.
Tarian ini dipertunjukkan dengan diiringi musik tradisional, seperti genderang, calo dan suling, alat music modern yaitu gitar serta alunan vokal yang melantunkan syair-syair pantun mandar yang biasa disebut kalindakdak .

DURASI






























Tarian ini berdurasi 5 menit sesuai dengan persyaratan lomba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEOLAH AMNESIA

Pernah, dia menulis banyak hal Pernah, begitu mudah baginya menemukan ispirasi  untuk menuliskan hal yang positif Saat ini  Tak akan pernah ...