file://localhost/Users/syamsul/Documents/02.%20LAIN-LAIN/naskah%20tari%20mattamma/KONSEP%20TARI%20MAPPATAMMA’%202.docx
KONSEP/NASKAH TARI MAPPATAMMA’
A.
TEMA
Tema tarian ini adalah “ Tari Kreasi
Tradisional Nuansa Islami “
B.
JUDUL
Tarian ini kami beri judul “ TARI MAPPATAMMA”.
C. PELAKU
Kepala
MAN Mamuju : Dra.Wahdia
Prodiksi : Sanggar Kresni Al Nahdlah Kab.Mamuju
Pimpinan
: Hj.Andi Kurnia Muin
Penata
Tari : Hj.Andi Kurnia Muin
Penata
Musik :
Hj.Andi Kurnia Muin
Pemusik :Teguh Darmawan
Muhammad
Qadri
Nursalam
Penata
Busana : Hj.Andi Kurnia Muin
Penari
: Muhammad Arbain,
Muhammad
Wandi,
Nukman,
Mansur,
Khaeruddin
D. GAGASAN DASAR PENCIPTA
Mappatamma
adalah salah satu budaya Mandar yang dilakukan ketika seorang anak telah
selesai membaca Al Qur’an sebanyak 30 jus atau khatam Al Qur’an.
Dalam konteks masyarakat Mandar, mappatamma`
memiliki makna budaya yang tinggi, karena selain upacara adat kerajaan/bagi
bangsawan, tidak ada satupun acara yang mendapat penghargaan menungggang
kuda patuddu` selain mappatamma`.
Disisi lain,
hal ini juga merupakan apresiasi tinggi terhadap perjuangan anak mereka dalam
mengaji Al-Quran. Mulai dari ma`lefu (mengeja/membaca huruf hijaiyah dalam
bentuk kata-kata pendek), membaca Qoroan keccu` (Al-Quran kecil/ juz amma)
sampai membaca Qoroan kayyang (Al-Quran besar 30 juz).
Dalam
rangkaian kegiatan ini, ada beberapa hal yang merupakan rangkaian ritualnya
yaitu ritual mappaccing kemudian mandarras dan diakhiri dengan massayyang.
Ritual-ritual itu bukan bukan hanya sekedar ritual tetapi ada makna
simbolis dan hikmah yang tertuang di
dalammya.
1. Mappaccing
Mappaccing
menurut bahasa mandar artinya bersih.
Pada kebudayaan Mandar ,
mappacci/mappaccing merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membersihkan
segala sesuatu. Mappaccing lebih dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu
syarat yang wajib dilakukan oleh mempelai perempuan, terkadang sehari, sebelum
pesta walimah pernikahan. Sama halnya dengan anak yang akan dikhatam,
mappaccing ini pun menjadi syarat wajib sebelum melakukan prosesi khatam yang
dilakukan sehari sebelum khatam atau sesaat sebelum khatam. Biasanya, acara
mappaccing dihadiri oleh segenap keluarga untuk meramaikan prosesi yang sudah
menjadi turun temurun ini. Dalam prosesi mappaccing, terlebih dahulu pihak
keluarga melengkapi segala peralatan yang harus dipenuhi, seperti; Pacci
(biasanya berasal dari tanah arab, namun ada pula yang berasal dari dalam
negeri), daun kelapa, daun pisang, bantal, sarung sutera, lilin, dll. Tujuan
dari mappacci adalah untuk membersihkan jiwa dan raga seorang anak agar
hidupnya senantiasa bersih dan suci agar isi dari Al qur’an mudah untuk
diimplementasikan dalam kehidupannya.
2. Mattamma/mandarras baca
Prosesi mappatamma`
dimulai pagi hari di Masjid, didahului dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan
massikir (barzanji), meskipun biasanya acara ini juga dilakukan oleh sang
pemilik hajat dirumahnya masing-masing pada malam harinya. Setelah itu
dilakukan marratasi baca (mempertemukan bacaan) antara totamma` dengan sang
guru ngaji. Setelah mengaji anak tersebut melakukan sungkem atau bersalaman
kepada guru mengajinya sebagai bentuk
penghormatan mereka kepada sang guru (annang guru)
3. Massayyang Pattu’du
Sayyang pattu’du artinya
kuda menari. Ritual ini dilakukan setelah ritual mattamma/mandarras baca.
Totamma` berkumpul dan
duduk di atas tunggangan kudanya masing-masing, namun sebelum duduk dikuda,
totamma harus berdiri tegak dulu diatas. Kemudian diarak keliling kampung
biasanya rute arak-arakan tersebut dimulai dari masjid kemudian dilanjutkan
dengan mengelili kampung. Dalam situasi seperti ini kuda patuddu tidak
henti-hentinya mempertontonkan kebolehannya dalam menari, irama rebana saling
bersahutan, tak jarang pemain rebana pun shalawatan. Belum lagi, pakalinda`da`
(orang yang melantunkan pantun Mandar) menunjukkan kebolehannya merangkai kata
dan bahasa yang berisi pesan-pesan agama, atau bahkan kalinda`da` jenaka yang
semakin menghidupkan suasana.
E. SINOPSIS
, DURASI DAN POLA LANTAI
SINOPSIS
Tari
‘Mappatamma’ merupakan tari kreasi baru yang diangkat dari tari tradisi yang
berkembang di Sulawesi Barat. Tarian ini
menggambarkan tradisi budaya Mandar disaat anak telah selesai membaca 30 jus Al
qur’an yang biasa disebut mappatamma. Anak yang khatam qur’an akan melalui
bebrapa ritual, diantaranya adalah Mappaccing, mandarras kemudian diakhiri
dengan Massayyang pattu’du atau kuda penari.
Hal ini melambangkan kekuatan jiwa religious masyarakat sulbar yang
sangat menjunjung tinggi budaya keagamaan.
Tarian ini dipertunjukkan dengan diiringi musik tradisional,
seperti genderang, calo dan suling, alat music modern yaitu gitar serta alunan
vokal yang melantunkan syair-syair pantun mandar yang biasa disebut kalindakdak
.
DURASI
Tarian ini berdurasi 5 menit sesuai dengan
persyaratan lomba
POLA LANTAI
NO
|
POLA LANTAI
|
KETERANGAN
|
HITUNGAN
|
1
|
|
Penari masuk dari 3
arah. 2 penari masuk dari kanan, 2 penari masuk dari kiri dan 1 penari masuk
dari tengah. Membentuk 2 baris. 2 orang di depan dan 3 orang di belakang
|
3 x 8
|
2.
|
|
Semua penari melangkah
perlahan kekanan dengan posisi lengan terbuka .
Kemudian kembali
melangkah kekiri dengan posisi lengan berlawanan dari gerakan sebelumnya
|
1 x 8
1 x 8
|
3
|
|
Semua penari berputar
360 derajat kemudian membentuk garis lurus vertical.
Penari melakukan
gerakan cancer yang merupakan gerak dasar tari yang berasal dari kabupaten
mamuju (gerak dasar tari kalumpang) secara berselang seling kekiri dan
kekanan
|
1 x 8
2 x 8
|
4.
|
|
Penari melakukan
gerakan melangkah cepat , hitungan 1x4 kedepan 1x4 kebelakang dengan
pergerakan kedepan. Dengan gerakan pergereakan yang sama penari melakukannya
dengan arah serong kiri lalu serong kanan
|
3 x 8
|
5.
|
|
Penari bergerak
melangkah cepat mengitari panggung dan mempentuk posisi saling membelakang, 2
penari berada disisi kiri panggung dan 3 lainnya disisi kanan panggung.
Pada posisi ini 3
penari di sisi kanan panggung mengambil property mappaccing lalu membawanya
ke hadapan 2 penari di sisi kiri panggung.
Setelah pembawa pappaccingan
tiba dihadapan 2 penari, pada hitungan ke 2 dua terakhhir keduanya berpotar
360 derajat sehingga mereka berhadapan. Dan ke 3 penari kembali kesisi kanan
panggung lalu duduk secara bersamaan
|
|
6.
|
|
Secara bergantian,
penari merah dan biru muda maju kehadapan penari kuning untuk melakukan
ritual mappaccing .
Penari berdiri lalu
bergeser membentuk posisi seperti gbr no 7
|
|
7.
|
|
Penari saling memegang
pundak dengan gerakan maju pada hitungan 1 x 4 pertama dan mundur pada
hitungan 1 x 4 ke dua.
Untuk hitungan 1 x 8
selanjutnya, penari mengambil ancang-ancang duduk .
|
|
8.
|
|
Dalam posisi duduk 4
penari menghadap kebelakang dan 1 penari yang paling depan menghadap kedepan
untuk melakukan ritual mandarras baca.
Pada gerakan ini,
penari bari pertama merentangkan tangan lalu mengayun perlahan kedepan
kemudian mengangkat tangan seperti berdoa lalu dengan tangan kanan mengankat
jari telunjuk keatas sebagai symbol untuk mengambil berkah Allah dari Al
qur’an. Gerakan ini bersumber dari gerakan para sufi ketika berzikir
mendekatkan diri kepada Allah.
|
|
9.
|
|
Masih sama dengan gerakan penari pada baris pertama, baris
kedua mengikuti gerakan tersebut setelah menghadap kedepan dilanjukan oleh
penari pada baris ke tiga .
|
|
10.
|
|
Penari kemudian berdiri lalu mengambil gerakan maju pada
hitungan 1x4 pertama lalu mundur pada hitungan 1 x 4 berikutnya.
|
|
11.
|
|
Pada gerakan ini penari saling bergeser untuk mengambil
posisi di tempat penari yang lain
Pada posisi ini penari melakukan gerakan yang diadopsi
dari gerkan silat.
Setelah itu penari membentuk posisi seperti pada gambar 12
|
|
12.
|
|
Pada posisi ini, penari menirukan gaya massayyang. Dimana
penari biru tua selaku kuda, penari
kuning selaku to massayyang (totamma’), penari hijau, biru muda dan merah
selaku pissawe.
|
|
13.
|
|
Penari melakukan gerakan maju pada hitungan 1x4 pertama
lalu mundur pada hitungan 1 x 4 berikutnya dengan tempo lambat kemudian
bergereak lagi dengan tempo cepat.
|
|
14.
|
|
Penari meninggalkan panggung dengan dua arah. Seperti pada gambar 14. Dengan mengambil
gerak darasr tarian dari Kabupaten Mamasa
|
|
E.
KETERANGAN GAMBAR
è
AHMAD WANDI
è NUKMAN
è KHAERUDDIN
èMUHAMMAD
ARBAIN
è
MANSUR
è
POSISI HADAP
è Arah penari
F. PENUTUP
Demikian konsep karya tari yang
berjudul Mappatamma ini, yang disusunsebagai salah satu persyarata lomba cipta
tari krasi tradisional bernuansa islami yang diselenggarakan oleh Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, sebagai upaya untuk melestarikan
budaya Islam di Sulawesi Barat . Akhir kata, slaku pemimpin sanggar Kresni Al
Nahdlah Kab. Mamuju, kami berharap agar karya ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan bermanfaat siswa pada khususnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar